Pergeseran paradigma pendidikan Islam inklusif menyoroti upaya untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang inklusif bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Ini mencerminkan perubahan dalam pandangan dan praktik pendidikan Islam yang lebih berorientasi pada kesetaraan, keadilan, dan aksesibilitas bagi semua individu. Berikut adalah beberapa poin kunci dalam pergeseran paradigma pendidikan Islam inklusif:
- Kesetaraan dan Keadilan: Paradigma baru menekankan pentingnya kesetaraan dan keadilan dalam memberikan akses pendidikan kepada semua individu, tanpa memandang latar belakang, kemampuan, atau kondisi mereka. Semua siswa, termasuk mereka dengan kebutuhan khusus, memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
- Aksesibilitas dan Keterjangkauan: Pendidikan Islam inklusif berupaya untuk membuat pendidikan lebih mudah diakses dan terjangkau bagi semua siswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus. Ini bisa melibatkan penyediaan fasilitas, sumber daya, dan dukungan yang diperlukan untuk memfasilitasi partisipasi penuh siswa dalam lingkungan pendidikan.
- Penerimaan dan Integrasi: Paradigma inklusif mendorong penerimaan dan integrasi siswa dengan kebutuhan khusus ke dalam lingkungan pendidikan mainstream. Hal ini berarti tidak ada diskriminasi atau segregasi terhadap siswa berdasarkan kondisi atau kebutuhan mereka, dan mereka dianggap sebagai bagian integral dari komunitas pendidikan.
- Dukungan dan Akomodasi: Pendidikan Islam inklusif menekankan pentingnya memberikan dukungan dan akomodasi yang diperlukan kepada siswa dengan kebutuhan khusus untuk memastikan bahwa mereka dapat mengakses kurikulum dan mengikuti proses pembelajaran dengan sukses. Ini bisa termasuk penggunaan teknologi pendidikan, dukungan individual, atau modifikasi kurikulum.
- Pelatihan dan Kesadaran: Paradigma baru ini menyoroti pentingnya pelatihan bagi pendidik dan staf pendidikan dalam merancang dan mengelola lingkungan pendidikan yang inklusif. Selain itu, meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat tentang kebutuhan dan hak siswa dengan kebutuhan khusus juga menjadi fokus penting.
- Partisipasi dan Kolaborasi: Pendidikan Islam inklusif mendorong partisipasi aktif semua pemangku kepentingan, termasuk siswa, guru, orang tua, dan lembaga pendidikan lainnya. Kolaborasi yang erat antara semua pihak diperlukan untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung bagi semua siswa.
- Pengakuan Keanekaragaman: Paradigma inklusif mengakui dan menghargai keanekaragaman individu, termasuk keberagaman dalam kemampuan, gaya belajar, dan kebutuhan. Ini mencerminkan keyakinan bahwa setiap siswa memiliki potensi unik dan nilainya sendiri yang harus dihormati dan diperjuangkan.
- Evaluasi dan Peningkatan Berkelanjutan: Pendidikan Islam inklusif melibatkan proses evaluasi yang berkelanjutan untuk memantau dan meningkatkan efektivitas pendidikan inklusif. Ini melibatkan pengumpulan data, analisis kinerja, dan tindak lanjut yang tepat untuk memastikan bahwa tujuan inklusi tercapai dengan baik.
Pergeseran paradigma pendidikan Islam inklusif menandai komitmen untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih merata, inklusif, dan berorientasi pada kebutuhan semua individu. Hal ini mencerminkan nilai-nilai Islam tentang keadilan, empati, dan kepedulian terhadap sesama, serta keyakinan bahwa setiap individu memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
4.3 Shifting Paradigm Pendidikan Islam lnklusif - Soal, Jawaban Pintar Kemenag
1. Berikut yang bukan merupakan orientasi hakikat Pendidikan Islam adalah ..
A. rumusan tujuan tersebut haruslah sejalan dan memperhatikan sifat-sifat dasar (fitrah) manusia tentang nilai, bakat minat dan sebagainya yang akan membentuk karakter
B. tentang tujuan dan tugas hidup manusia, yang ditekankan bahwa manusia hidup bukan kebetulan dan sia-sia, manusia bisa melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya untuk mengabdi kepada Allah sebaik-baiknya
C. Hakikat pendidikan Islam adalah menyiapkan anak-anak peserta didik yang memiliki pengetahuan ke-Islam-an yang mumpuni, sehingga mereka dapat dipersiapkan menjadi agen perubahan menuju Masyarakat yang madani
D. tujuan pendidikan Islam sesuai dengan tuntutan masyarakat dengan tidak menghilangkan nilai-nilai lokal yang bersumber dari budaya dan nilai-nilai ilahiyah yang bersumber dari wahyu Tuhan demi menjaga keselamatan dan peradaban umat manusia
Jawaban
A. rumusan tujuan tersebut haruslah sejalan dan memperhatikan sifat-sifat dasar (fitrah) manusia tentang nilai, bakat minat dan sebagainya yang akan membentuk karakter
2. Dalil yang menjelaskan tentang keberagaman atas ciptaan Allah terkait perbedaan gender, disabilitas, dan inklusi sosial adala
Jawaban
أَيُّهَا النَّاسُ إنا خلقتكم من ذكر والتى وجَعَلْتُكُمْ شُعُوبًا وَقَبَابِلَ لِتَعَارَفُوا
3. Pendidikan Islam adalah
A. bimbingan secara sadar oleh pendidikan terhadap terbentuknya karakter peserta didik yang berakhlaqul karin
B. pendidikan yang berorientasi kemampuan pemahaman peserta didik secara ideal dan terukur
C. doktrin keagamaan yang kuat pada semua peserta didik yang belajar di Madrasah dan pondok pesantren
D. bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil)
Jawaban:
D. bimbingan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju terbentuknya kepribadiannya yang utama (insan kamil)
4. Perhatikan pernyataan berikut!
1. lingkungan keluarga
2. lingkungan sekolah
3. lingkungan masyarakat
4. lingkungan sosial
Pada pernyataan di atas yang merupakan Tri Pusat Pendidikan adalah
A. c-a-b
B. semua jawaban salah
C. a-b-c
D. b-c-a
Jawaban:
C. a-b-c
5. Berikut yang bukan merupakan makna teoritik dari paradigma adalah
A. cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif) bersikap (afektif), dan bertingkah laku (konatif)
B. daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras de alam dan masyarakatnya
C. seperangkat asumsi, konsep, nilai, dan praktik yang diterapkan dalam memandang realitas dalam sebuah komunit yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual
D. keyakinan atau kepercayaan yang mendasari seseorang dalam melakukan segala tindakan
Jawaban:
B. daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras de alam dan masyarakatnya
Advertisement
Posting Komentar