no fucking license
Bookmark

Kenali Tanda Bullying, Lakukan Penanganan dengan Segera

Advertisement

Kenali Tanda Bullying, Lakukan Penanganan dengan Segera
Kenali Tanda Bullying, Lakukan Penanganan dengan Segera
Kenali Tanda Bullying, Lakukan Penanganan dengan Segera - Ingatkah Anda pada pertemuan dengan senior di sekolah baru atau perguruan tinggi? Apakah mereka cenderung mengintimidasi Anda? Bullying bukanlah istilah baru dalam hidup Anda. Anda pasti pernah menghadapi bullying pada suatu waktu tertentu.

Sebagian besar kasus bullying terjadi selama Anda menjadi orang baru di sekolah maupun kampus. Bullying tidak hanya dilakukan secara personal namun lebih mengarah ke kondisi ber-group/kelompok dan dilakukan bukan hanya di alam nyata namun juga sudah merebak di dunia maya (sosial media).
Panduan Bagi Orang Tua : Kenali Tanda Bullying, Lakukan Pencegahan dan Penanganan Segera

Hal ini tentu dapat mengubah kegiatan di sekolah yang awalnya menyenangkan, belajar sambil berteman, menjadi menakutkan bahkan mimpi buruk bagi mereka. Bullying bukan soal sepele. Sebuah penelitian di Inggris mendapati bahwa lebih dari 40 persen bunuh diri remaja yang dilaporkan di media nasional tampaknya berkaitan dengan bullying sebagai salah satu penyebabnya.

Kenali Tanda Bullying, Lakukan Penanganan dengan Segera

PENGERTIAN BULLYING

Dari berbagai sumber bullying dapat diartikan sebagai penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti, mengintimidasi, memaksa seseorang untuk melakukan sesuatu di luar kehendak mereka, mengganggu orang lain baik secara fisik, verbal, atau emosional.

Perbuatan pemaksaan atau menyakiti ini biasanya dilakukan oleh kelompok yang merasa lebih kuat terhadap kelompok lain yang dianggap lemah. Bentuk bullying di antaranya adalah tindakan memukul, mendorong, mengejek, mengancam, memalak uang, melecehkan, menjuluki, meneror, memfitnah, menyebarkan desas-desus, mendiskriminasi, mengancam, menindas, dan membuat perasaan orang lain tidak nyaman.

Tindakan ini dilakukan dalam jangka waktu sekali, berkali-kali, bahkan sering atau menjadi sebuah kebiasaan. Bullying adalah tindakan kekerasan yang tidak hanya terbatas terjadi di antara para murid di sekolah, siapa pun dan di mana pun dapat mengalami tindakan ini.

Bahkan kini, bullying tidak hanya dapat dilakukan secara tatap muka, tetapi bisa lewat e-mail, chatting, internet yang berisi pesan-pesan yang menyinggung perasaan orang lain (cyberbullying).

”Hanya dengan beberapa ketikan lewat komputer,” kata Daniel, 14 tahun, ”Reputasi seseorang (atau bahkan hidupnya) bisa hancur. Sepertinya berlebihan, tapi itu bisa terjadi!” Cyberbullying juga mencakup mengirimkan foto atau SMS yang memalukan lewat ponsel.

ALASAN BULLYING

Biasanya pelaku memulai bullying di sekolah pada usia muda. Terkadang, bullying secara tidak sadar dilakukan secara turun temurun, misalnya pada saat orientasi siswa/mahasiswa baru.

1. Masa Lalu
Seorang anak muda mengakui, ”Dulu, aku muak dan bosan di-bully teman-temanku jadi aku mulai bully orang lain supaya bisa diterima. Kalau aku ingat-ingat lagi, aku sadar itu enggak benar!”

2. Anutan yang buruk
”Sering kali, anak muda yang suka mem-bully memperlakukan orang lain seperti mereka melihat orang tua, kakak, atau anggota keluarga mereka memperlakukan orang lain,” tulis Jay McGraw dalam bukunya Life Strategies for Dealing With Bullies. Banyak juga bullying di sekolah dipacu karena meniru tindakan orang dewasa atau program televisi. Kerasnya kehidupan dan mudahnya akses media yang dengan mudah bisa mengekspos hidup seseorang tidak jarang menimbulkan kesan negatif. Kurangnya bijaknya dalam bersikap dan pergaulan yang tidak baik akan memperparah keadaan.

3. Rendah diri
”Anak-anak yang mem-bully berlagak hebat dan itu menjadi topeng untuk menutupi kepedihan yang dalam serta perasaan minder,” tulis Barbara Coloroso dalam bukunya The Bully, the Bullied, and the Bystander. Seorang anak pelaku bully mengatakan bahwa ia melakukannya sebagai cara mencari teman di sekolah. Biasanya tukang gertak ini orang yang paling merasa tidak aman di kelas.

4. Cari Perhatian
Bully juga bisa merupakan sebuah cara untuk mencari perhatian dari teman sebaya dan orang tua mereka, atau juga karena merasa penting dan merasa memegang kendali.

SASARAN BULLYING

Pada dasarnya, semua orang bisa menjadi sasaran bullying dari sesama temannya. Namun, ada beberapa kelompok orang yang memiliki kecenderungan untuk menjadi sasaran empuk para pelaku bullying.

1. Si penyendiri
Beberapa anak muda yang kurang pintar bergaul mengasingkan diri dari orang lain dan menjadi mangsa empuk para pelaku bullying.

2. Berbeda
Anak yang dianggap berbeda menjadi sasaran para pelaku bullying lantaran penampilan, ras, agama mereka, atau bahkan karena punya keterbatasan. Apa pun yang bisa dicemooh pelaku bullying.

3. Kurang Percaya Diri
Para pelaku bullying bisa mendeteksi orang yang berpikir negatif tentang dirinya sendiri. Orang yang pemalu dan pendiam sering kali adalah sasaran yang paling empuk, karena ia kemungkinan besar tidak akan membalas.

4. Menonjol
Para penganggu selalu menargetkan orang-orang yang menonjol. Bisa secara fisik (yang dianggap gemuk, yang dianggap pendek, dan sebagainya) maupun non fisik (yang dianggap bodoh, yang dianggap miskin, dan sebagainya).

Hal ini ditegaskan oleh D’Arcy Lyness, PhD, psikolog dari Kids Health Amerika Serikat, yang mengatakan bahwa seorang anak pelaku bully biasanya akan memilih anak lain yang secara emosional atau fisik lebih lemah, atau bahkan yang berpenampilan beda dengannya, hanya agar ia merasa lebih penting, popular, atau berkuasa.

DAMPAK BULLYING

1. Bagi Korban

Bullying dapat merampas rasa percaya diri para korban. Korban menjadi tertekan baik secara fisik maupun psikis sehingga akan merasakan berbagai emosi negatif, seperti marah, dendam, takut, malu, sedih, tidak nyaman, terancam, tetapi tidak berdaya menghadapinya. Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mengembangkan perasaan rendah diri, tidak diinginkan, tidak berguna, dan tidak berharga. Bahkan, tak jarang ada yang ingin pindah ke sekolah lain atau bahkan putus sekolah.

Karena intensitas yang dilakukan berkali-kali, dampak psikologis yang lebih berat adalah kemungkinan timbulnya masalah kejiwaan pada korban, seperti rasa cemas berlebihan, selalu merasa takut, pesimisif, depresi, dan ingin bunuh diri. Semakin banyak korban, apalagi dengan sikap yang introvert (tertutup), akan memicu seseorang untuk mengambil tindakan sepintas.

2. Bagi Pelaku

Untuk pelaku bullying, efeknya adalah menjadi kebiasaan dan kenikmatan untuk meningkatkan ego mereka. Beberapa anak-anak yang terbiasa melakukan bullying di sekolah akhirnya dapat menjadi orang dewasa yang kejam atau penjahat.

KENALI TANDA KORBAN BULLY

Korban tidak akan mengeluh karena takut menerima reaksi dari si pengganggu. Namun, mereka biasanya menunjukkan beberapa gejala seperti di bawah ini:
  1. Kesulitan tidur
  2. Kesulitan dalam memperhatikan, baik di kelas atau kegiatan apapun
  3. Sering membuat alasan untuk bolos sekolah
  4. Ingin pindah atau berhenti sekolah secara tiba-tiba dan tanpa alasan yang jelas
  5. Apabila mereka masih bertahan di situ, mereka biasanya terganggu konsentrasi dan prestasi belajarnya menurun
  6. Tiba-tiba menjauhkan diri dari aktivitas yang disukai sebelumnya seperti naik bus sekolah, kegiatan ekstrakulikuler, atau mengunjungi tempat favorit
  7. Tampak gelisah, lesu dan putus asa terus-menerus
 

PENCEGAHAN BULLYING

Jiwa anak-anak dan kaum remaja memang masih labil, masih butuh bimbingan terutama dari para orang tua dan keluarga. Langkah pencegahan lebih baik dilakukan sedini mungkin untuk mencegah kerusakan moral, baik pada korban yang dapat memicu frustasi yang berakibat fatal, maupun para pelakunya yang sudah masuk dalam kategori tindakan kriminal.

Paling ideal adalah apabila ada kebijakan dan tindakan terintegrasi yang melibatkan seluruh komponen mulai dari guru, murid, kepala sekolah, sampai orangtua, yang bertujuan untuk menghentikan perilaku bullying dan menjamin rasa aman bagi korban.

Berikut adalah beberapa cara jitu untuk mencegah bullying di sekolah ataupun perguruan tinggi, seperti yang dilansir dari Boldsky.

1. Komunikasi

Beri kesempatan agar anak mau mengomunikasikan secara terbuka kepada orangtua, guru, atau orang dewasa lain yang mereka percaya dapat membantu mereka. Pupuk kedekatan hubungan, hargai perasaannya jika sedang curhat.

2. Berani Bicara

Latih anak untuk berani bicara, dengan kata lain bertindak asertif. Biarkan pelaku tahu bahwa anak tidak nyaman dengan perlakuannya, tetapi dengan kata-kata yang tidak balik menyakiti dan tidak membiarkan tindakan bullying terus berlangsung. Anak sebagai korban memiliki hak untuk membela diri, dan ada cara cerdas untuk melakukannya. Pastikan anak berbicara dengan cara yang memecahkan masalah dan tidak menciptakan lebih banyak masalah dengan orang lain.

3. Berani berkata "tidak"

Anak harus diajari untuk berani melawan siapa yang melakukan kekerasan terhadapnya, karena menurut peneliti dalam bidang perilaku manusia dari Amerika Serikat (AS), Dr John Demartini, para pelaku bullying tidak akan menyerang anak yang bisa memberikan perlawanan balik.

4. Pembinaan

Pembinaan dapat dilakukan salah satunya dengan memasukkan materi bullying ke dalam pelajaran. Selain pembinaan untuk mencegah bullying dalam dunia nyata, lakukan pula pembinaan dalam penggunaan media sosial. Saat ini peranan media sosial sangat besar dan terkadang anak-anak merasa ketergantungan. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan baik dari orang tua atau guru agar fungsi media sosial tidak disalahgunakan untuk hal-hal yang negatif seperti bullying.

5. Bentuk Persahabatan

Upayakan anak-anak terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler seperti kursus, kegiatan keagamaan, pramuka, dan lainnya di mana mereka bisa menciptakan kelompok sosial lain dan belajar keterampilan baru. Ini akan membiasakan anak untuk bersosialisasi dan lebih dapat menghadapi situasi yang tidak menyenangkan. Anak yang merasa dirinya memiliki kompetensi diri akan merasa berharga, percaya diri, dan lebih berani menghadapi lingkungannya.

6. Tumbuhkan Kepercayaan Diri

Mengenal sifat dan karakteristik anak sejak dini akan membantu meminimalisir kemungkinan ia menjadi korban bully kelak. Sifat pemalu dan penakut misalnya, bisa diubah dengan cara menanamkan nilai-nilai positif ke dalam dirinya, karena kemampuan beradaptasi dengan lingkungan juga menjadi salah satu syarat agar anak tak mudah di-bully.

PENANGANAN BULLYING


Healing (penyembuhan) mungkin menjadi fokus utama bila ada anggota keluarga yang terlanjur menjadi korban bullying. Sudah sepatutnya kita ada untuk mereka, memberikan perhatian, dukungan dan bila memungkinkan dengan bantuan konseling. Berikut pertolongan yang bisa kita berikan pada korban bullying :

1. Berlatih Menyelesaikan Masalah

Anak yang tidak pemalu dan tidak penakut, tidak menjamin dirinya tidak akan menjadi korban bully. Itu sebabnya, penting juga diperhatikan untuk melatih kemampuan anak dalam menyelesaikan masalah. Berdiskusi dengan anak untuk mengatasi bullying yang tidak terlalu parah, misalnya, abaikan ejekan atau gangguan non fisik. Anak perlu diberi kesempatan untuk mengatasi masalahnya sendiri sehingga ia dapat belajar untuk menghadapi konsekuensi dari setiap masalah yang dihadapinya. Orang tua yang terlalu protektif, justru akan membuat anak menjadi sasaran empuk sebagai korban bully. Yakinkan anak bahwa mengalami kondisi sulit akan membentuk daya tahan baginya.

2. Kasih Sayang dalam Keluarga

Anak seyogyanya mendapat perlindungan, kasih sayang dan perhatian terutama dari orang-orang terdekat terutama dari orang tua dan keluarganya. Penelitian menyebutkan, anak yang tumbuh di lingkungan yang baik, akan tumbuh menjadi generasi yang stabil, optimis serta cerdas secara emosional. Yang artinya perilaku orang tua dan keluarga secara otomatis akan membentuk pribadi dan mental anak. Sehingga bila anak cukup mendapat perlindungan dan perhatian dari orang-orang terdekat, ancaman luar pun akan bisa dihadapi si anak dengan optimis.

3. Bicara tentang pengalaman Anda sendiri

Ceritakan pengalaman Anda sendiri di sekolah kepada anak. Ini akan membantu anak tahu bahwa dia tidak sendirian dalam situasi seperti itu.

4. Pengalihan

Program pengembangan bakat dan kemampuan dapat menjadi salah satu sarana agar sang anak dapat terhindar dari hal-hal negatif yang bukan hanya membahayakan dirinya namun juga lingkungan secara sosial. Dengan penyaluran minat dan bakat, pikiran dan perhatian anak akan terkonstrasikan pada hal-hal yang positif, yang secara bersamaan akan mengalihkan anak dari hal-hal negatif.

5. Konseling

Konseling bisa dilakukan bersama staff pengajar di sekolah, Guru Agama, bahkan pemuka agama sekalipun. Tujuan adanya bantuan konseling, agar sang anak bisa menemukan solusi dari permasalahan yang dialami sang anak. Terkadang dengan orang tua sendiri, mereka takut untuk terbuka karena dipikiran mereka pasti orang tua akan marah dan menghukum si pelaku bullyingnya. Namun dengan mereka lah, terkadang meraka bisa terbuka dan lebih leluasa untuk mengeluarkan perasaannya.

6. Pendekatan pada pelaku bullying

Di balik tindakan berani mereka, para penindas pada dasarnya pengecut. Mereka bertindak jahat dan menjatuhkan orang lain untuk menutupi ketidak-amanan mereka sendiri dan kurangnya rasa percaya diri. Bullying mudah dijinakkan ketika kekuasaan dan kontrol diambil. Selesaikan masalah secara kekeluargaan, baik dengan pihak keluarganya bahkan melibatkan pihak terkait, seperti sekolah, organisasi diluar sekolah. Tindakan ini dipercaya efektif untuk memutus rantai peristiwa yang lebih fatal. Tak perlu diselesaikan dengan emosi apalagi dilawan dengan kekerasan.

7. Mencari bantuan sekolah

Selidikilah apakah bullying yang diterima masih dalam batas wajar, atau Anda harus membahasnya dengan guru. Sudah saatnya sekolah mulai menggalakkan program anti-bullying, antara lain dengan cara menggiatkan pengawasan dan pemberian sanksi secara tepat kepada pelaku, atau melakukan kampanye melalui berbagai cara.

8. Memantau

Setelah berbagai cara pencegahan dan penanganan bullying di atas diterapkan, terus beri perhatian dan pantau keadaan anak Anda dan si penindas.

9. Hubungi Pihak yang Berwenang

ika keadaan tidak membaik, hubungi pihak berwenang yang relevan dan dapatkan penyelesaian terhadap masalahnya.

Katakan kepada anak bahwa tidak ada satu pun cara yang paling tepat untuk menghadapi bullying, satu cara yang terlihat benar bagi seseorang mungkin tidak sesuai untuk yang lain. Yang penting adalah bahwa anak sudah mencoba, mengetahui berbagai pilihan cara, dan dapat memutuskan siapa yang dapat membantunya sejauh ini. Saran untuk mengabaikan tindakan pelaku bisa saja diberikan, tetapi tidak selalu berhasil. Perlu dilakukan strategi lainnya.

Panduan Bagi Orang Tua : Kenali Tanda Bullying, Lakukan Pencegahan dan Penanganan Segera
Advertisement
Advertisement
Posting Komentar

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya.
1. Silahkan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang baik
3. Mohon untuk berkomentar 1 kali saja untuk topik yang sama.
4. Setiap komentar yang dikirim menunggu persetujuan Admin untuk di terbitkan.