no fucking license
Bookmark

Kurikulum SMK Abaikan Praktik Kerajinan Tangan

Advertisement

Kurikulum SMK Abaikan Praktik Kerajinan Tangan

BANDUNG - Perajin anyaman dan furnitur di Tasikmalaya menyayangkan semakin jauhnya kurikulum dan pengajaran sekolah menengah kejuruan (SMK) untuk pengembangan usaha di sektor anyaman.

"Dahulu ada SMK yang memberikan dukungan untuk pengembangan dan regenerasi perajin, sekarang tidak ada lagi. Pengajaran praktik SMK saat ini lebih besar dengan alat mesin, kerajinan tangan ditinggalkan," kata Ade Suherman, perajin boneka kayu asal Tasikmalaya, di Bandung, Rabu (23/12/2015).

Ade menyebut regenerasi dan pengenalan olah kerajinan kepada pelajar yang menjalani praktik di sektor ini hampir tidak ada. "Kebanyakan mereka praktiknya di mesin. Padahal, potensi lokal kita sendiri adalah di kerajinan tangan. Minimal seimbanglah," tuturnya.

Ia mengungkapkan, saat ada SMK yang khusus di sektor pengembangan kerajinan itu, banyak hal yang bisa dikembangkan dan regenerasi bergulir.

Ade bahkan sempat mengekspor produknya ke Amerika Serikat dalam bentuk boneka dengan tema buah-buahan hingga akhir 2009, namun saat ini ekspor tersebut terhenti.

"Pengembangannya itu karena ada dukungan dari dunia pendidikan juga, saat itu banyak pelajar yang praktik. Sekarang tidak ada lagi," kata Ade yang menjadi peserta Pekan Kerajinan Jawa Barat (PKJB) 2015 di Gedung Manggala Siliwangi Kota Bandung itu.

Ia berharap ke depan ada lagi SMK yang khusus mengembangkan produk lokal dan kembali menyebar siswa-siswinya ke tengah-tengah perajin.

Hal senada juga diungkapkan oleh Iwan Dani Ramdhani, pelaku usaha kerajinan yang juga mentor muatan lokal kerajinan di sejumlah sekolah menengah di Tasikmalaya.

"Peluang untuk menularkan minat kerajinan kepada pelajar sangat sempit. Kami memanfaatkan dengan mulok (muatan lokal) agar mereka menekuninya, minimal tertarik," ungkapnya.

Iwan coba memperkenalkan cara pembuatan kerajinan kepada para siswa melalui muatan lokal. Salah satunya melukis pada anyaman kerajinan dengan menggunakan cat akrilik.

"Pada dasarnya mereka bisa membuat anyaman berikut tekniknya, namun mereka tidak tahu mau dibentuk seperti apa yang berguna dan bermanfaat bagi konsumen," pungkasnya. (oz)
Advertisement
Advertisement
Posting Komentar

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya.
1. Silahkan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang baik
3. Mohon untuk berkomentar 1 kali saja untuk topik yang sama.
4. Setiap komentar yang dikirim menunggu persetujuan Admin untuk di terbitkan.