no fucking license
Bookmark

Ibu Guru Tunadaksa ini Dikagumi Para Siswanya

Advertisement
Ibu Guru Tunadaksa ini Dikagumi Para Siswanya
kondisi fisik yang tak sempurna tak membatasi Miftahul Khoir untuk berkarya. Meski jalannya sedikit terpincang-pincang dengan kaki kiri palsu, ibu satu anak ini piawai mengajar ilmu Matematika. Banyak siswa kagum kepadanya.

Sejak 2013 lalu, pria 26 tahun itu mengabdikan diri untuk mengajar di SMP Islam Miftahul Khoir di Desa Beloh, Kecamatan Trowulan, Mojokerto. Sekolah swasta yang susah payah dia rintis dengan suaminya.

Sekolah gratis bagi siapa pun itu kini memiliki 58 siswa kelas VII-IX. Namun, jangan salah. Meski gratis, Miftahul tak asal-asalan memberi pendidikan ke 
siswa-siswanya. Dedikasi istri Djit Thendra (27) itu pun sangat dikagumi peserta didiknya.

"Bu Mif orangnya baik, kalau ngajar bagus, endak suka marah-marah. Kalau bagi saya belajar Matematika dengan Bu Mif mudah paham," kata siswa kelas VII SMP Islam Miftahul Khoir, Adion Prayogi (13) saat berbincang dengan detikcom, Kamis (3/12/2015).

Dion mengaku tertarik sekolah di SMP Islam Miftahul Khoir lantaran tak dipungut biaya apa pun. Maklum saja, siswa asal Desa Domas, Kecamatan 
Trowulan ini dari keluarga dengan ekonomi pas-pasan.

Kondisi fisik Miftahul yang tak sempurna, lanjut Dion, sempat membuat dirinya iba. Namun, setelah merasakan kepiawaian ibu satu anak itu mengajar 
Matematika, rasa iba Dion kini berganti kagum.

"Sosok Bu Mif membuat saya bangga. Saya yang diberi fisik lengkap harus bisa menjadi orang seperti beliau," ujarnya.

Hal senada dikatakan Abdul Faqih (15). Siswa kelas IX SMP Islam Miftahul Khoir ini mengagumi sosok Miftahul bukan tanpa alasan. Menurut dia, meski mengajar dengan satu kaki palsu, ibu guru muda itu sabar dan telaten mengajari siswa yang kesulitan menyerap pelajaran Matematika.

"Kalau kami ada kesulitan sama pelajaran, beliau mau menjelaskan ke setiap siswa. Didatangi ke meja kemudian diberi tahu cara mengerjakannya," ungkapnya.

Ketelatenan dan kesabaran, menurut Miftahul sendiri memang wajib dimiliki. Pasalnya, sebagian besar anak didiknya kurang menguasai ilmu berhitung itu.

"Sebagian besar siswa di sini kurang dalam Matematika, perkalian dan pembagian saja masih bingung. Harus telaten menjelaskan satu per satu ke 
siswa yang belum paham," tuturnya.

Miftahul berharap, ketelatenan dan kesabaran mendidik siswanya itu berbuah manis di masa mendatang. "Saya ingin anak-anak bisa mendapatkan ilmu manfaat, akhlaknya bisa tertata," ujarnya. (Detik)
Advertisement
Advertisement
Posting Komentar

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungannya.
1. Silahkan berkomentar dengan menggunakan bahasa yang baik
3. Mohon untuk berkomentar 1 kali saja untuk topik yang sama.
4. Setiap komentar yang dikirim menunggu persetujuan Admin untuk di terbitkan.